Senin, 16 Desember 2013

memaikan musik saluang untuk mengungkapkan rasa

manusia dan cintakasih


saluang Terbuat dari bambu tipis atau biasa disebut talang (Schizostachyum brachycladum Kurz), saluang biasanya memiliki empat lubang penghasil nada diatonis. Panjang saluang berkisar antara 40-60 cm, dan diameter pipa bambu sekira 3-4 cm.

Sama halnya seperti seruling, mekanisme kerja saluang juga dengan cara ditiup pada sudut tepi atau rongga bagian atasnya. Hal ini sesuai dengan prinsip fisika akustik dimana tiupan dari pemain saluang akan menggetarkan dinding bagian dalam saluang sedemikian rupa hingga menghasilkan bunyi ritmis yang merdu di telinga.

Menyisihkan napas adalah teknik meniup dan menarik napas bersamaan sehingga seorang peniup saluang dapat memainkan musik dari awal dari akhir lagu tanpa putus. Agar aliran suara tak terputus sewaktu menarik napas, peniup saluang harus menguasai teknik napas “circular breathing”. Untuk dapat melakukannya dibutuhkan latihan yang terus menerus. Oleh karenanya, tak sembarang orang bisa mahir memainkan saluang.

Peniup saluang biasanya laki-laki dan zaman dahulu kabarnya memiliki kemampuan menghipnotis penonton dengan mantera khusus bersamaan dengan bunyi merdu saluang. Mantera itu biasa dikenal dengan sebutan Pitunang Nabi Daud.

Saluang biasanya menjadi alat musik pengiring dendang (nyanyian) khas Minangkabau. Nyanyian yang diiringi saluang umumnya didendangkan. beberapa wanita yang biasanya berlirik nasihat atau gurauan pesan moral. Pertunjukan saluang dan nyanyian ini biasanya dipertunjukkan pada acara perayaan acara adat tradisional atau juga pada acara pengumpulan dana Malam Bagurau.

Ada berbagai jenis permainan saluang berdasarkan asal, budaya dan cara meniup saluang yang berbeda di tiap nagari di Minangkabau. Oleh karena itu, setiap jenis saluang dari suatu nagari biasanya memiliki ciri khas tersendiri.  Beberapa yang dikenal adalah saluang sirompak, darek, pauah, solok salayo, singgalang, pariaman, koto tuo, dan suayan.

Saluang sirompak adalah sebutan saluang khas Payakumbuah.  Diambil dari kata 'rompak' yang berarti memaksa, permainan saluang ini terkenal bernuansa magis. Lirik magisnya mampu menjadi semacam pengantar kekuatan sihir. Basirompak adalah istilah yang digunakan untuk menyebut usaha meminta bantuan kekuatan ghaib agar membuat orang lain menuruti apa yang diinginkan pengirim sihir (pawang).

Pawang (tukang sirompak) akan mendendangkan mantra sambil dibantu oleh seorang peniup saluang sirompak dan seorang tukang soga. Saluang sirompak bukanlah jenis saluang pertunjukan namun begitu masih tetap dilestarikan. Kabarnya, untuk dapat belajar meniup saluang sirompak saja, dibutuhkan waktu sekira 1 tahun sambil belajar teknik bernafas.

Saluang darek adalah jenis saluang yang berasal dari daerah pedalaman. Berbeda dengan saluang sirompak yang lebih dekat untuk upacara magis maka saluang darek lebih popular sebagai seni pertunjukkan. Saluang darek bahkan kerap dikolaborasikan dengan musik kontemporer dan biasanya dimainkan sebagai pengiring dendang bagurau.


Sementara itu, saluang singgalang adalah saluang yang juga tak kalah populari dibanding kedua saluang sebelumnya. Saluang singgalang biasanya dimainkan pada awal lagu dan terbilang cukup sulit dimainkan terutama bagi pemula. Ada juga saluang ratok solok dari daerah Solok yang memiliki ciri khas alunan kesedihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar