Selasa, 17 Desember 2013

manusia dan cinta kasih



Menurut kamus umum bahasa Indonesia, cinta adalah rasa sangat suka kepada ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kasih artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta.
Walaupun cinta kasih mengandung arti hampir bersamaan, namun terdapat perbedaan juga antara keduanya, cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih keluarnya; dengan kata lain bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Cinta memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat di masyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhannya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan ikhlas mengikuti perintah-Nya dan berpegang teguh pada syariat-Nya.
Pengertian tentang cinta dikemukakan juga oleh Dr. Sarlito W. Sarwono. Dikatakannya bahwa cinta memiliki tiga unsur yaitu keterkaitan, keintiman dan kemesraan. Yang dimaksud dengan keterkaitanadalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi bersama orang lain kecuali dengan dia. Kalau janji dengan dia harus ditepati. Unsur yang kedua adalahkeintiman, yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Panggilan-panggilan formal seperti bapak, ibu, saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan:sayang dan sebagainya. Unsur yang ketiga adalah kemesraan, yaitu adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen kalau jauh atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang rnengungkapkan rasa sayang, dan seterusnya.
Di dalam kitab Suci Alqur’an, ditemukanya fenomena cinta yang bersembunyi di dalam jiwa manusia. Cinta memiliki tiga tingkatan-tingkatan : tinggi, menengah dan rendah. Tingkatan cinta tersebut di atas adalah berdasarkan firman Alloh dalam surah At-Taubah ayat 24 yang artinya sebagai berikut:
katakanlah:jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai; adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan 

manusia dankegelisahan


Kegelisahan

 merupakan keadaan dimana seseorang mengalami kecemasan yang disebabkan ketidak pastian atau kekhawatiran bahkan ketakutan.kegelisahan berasal dari kata "gelisah" yang artinya cemas atau was-was.hal tersebut tak jarang terjadi pada setiap manusia di dunia.seseorang dikatan gelisah pada saat ia mengalami sesuatu yang menakutkan,mengkhwatirkan atau bahkan tidak pasti yang menyebabkan efek frustasi yang dampaknya akhirnya menjadi depresi karena tidak sesuai dengan yang ia harapkan.

Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.
Kecemasan obyektif adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam utnuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadia takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda tertentu dalam keadaan tertentu dari lingkungan..
Kecemasan neorotis timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah Menurut Sigmund Freud kecemasan ini dibagi tiga macam yakni; kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan, bentuk ketakutan yang irasional (phobia) dan rasa takut lain karena gugup, gagap dan sebaganya.
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam=macam emosi atnra lain: isri, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang. Semua itu merupakan sebagian dari pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Sikap seperti itu sering membuat orang merasa kwatir, cemas, takut gelisah dan putus asa.
Bila dikaji sebab-sebab orang gelisah adalah karena hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari dalam maupun dari luar. Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama dimulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.


PENYEBAB KEGELISAHAN
Apabila di kaji, sebab sebab orang gelisah adalah karena mereka takut kehilangan berbagai macam haknya seperti hak untuk hidup, hak milik, hak memperoleh perlindungan dan lain-lain.
contohnya:
beberapa waktu belakangan ini kita sering mendengar isu bahwa jakarta akan diguncang 

manusia dan penderitaan


penderitaan

Menurut saya penderitaan adalah menanggung atau menjalani sesuatu yang sangat tidak menyenangkan. Penderitaan itu ada tiga macam yaitu penderitaan yang dialami secara lahir (fisik), penderitaan yang dialami secara batin (mental/ psikologis), dan yang ketiga gabungan dari penderitaan lahir dan penderitaan batin (fisik dan psikologis). Tentu saja penderitaan tidak akan mucul jika tidak ada yang menyebabkannya untuk muncul. Disini saya akan lebih membahas tentang sebab sebab munculnya sebuah penderitaan.

Diklasifikasikan berdasarkan sebab sebab munculnya penderitaan manusia itu ada dua, yang pertama yaitu Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia, dan yang kedua Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab tuhan.

. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesame manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut dengan nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya. Allah SWT berfirman, Aku tidak akan pernah merubah nasib hambaku, melainkan Hambaku sendirilah yang merubahnya. Sudah jelas Tuhan tidak akan mengubah nasib hambanya, karena atas usaha hambanya sendirilah yang bias mengubah nasibnya itu. Adapun perbedaan antara nasib buruk dan takdir, kalau takdir Tuhan yang menjadi penentunya sedangkan nasib buruk itu manusia lah penyebabnya.

Karena Perbuatan buruk antara sesama manusia menyebabkan menderitanya manusia yang lain, contohnya :

Pembantu rumah tangga yang diperkosa, disekap, dan disiksa oleh majikannya, sudah pantas jika majikannya yang biadab itu diganjar dengan hukuman penjara oleh pengadilan negeri Surabaya supaya perbuatannya itu dapat diperbaiki sekaligus merasakan penderitaan yang telah ia berikan kepada orang lain. Sedangkan pembantu yang telah menderita itu dipulihkan.

Perbuatan buruk orang tua Arie Hanggara yang menganiaya anak kandungnya sendiri sampai mengakibatkan kematian, sudah pantas jika dijatuhkan hukuman oleh pengadilan Negeri Jakarta Pusat supaya perbuatannya itu dapat diperbaiki dan sekaligus merasakan penderitaan anaknya.3. Perbuatan buruk para pejabat pada zaman orde lama dituliskan oleh seniman Rendra dalam puisinya “bersatulah pelacur – pelacur kota Jakarta”, perbuatan buruk yang merendahkan derajad kaum wanita tidak lebih dari pemuas nafsu seksual. Kaya Rendra ini dipandang sebagai salah satu usaha memperbaiki nasib buruk itu dengan mengkomunikasikannya kepada masyarakat termasuk pejabat dan pelacur ibu kota itu.

Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya pun dapat menimbulkan bagi penderitaan bagi manusia yang lainnya. Tetapi kebanyakan manusia tidak menyadari karena perbuatannya lah yang menimbulkan penderitaan pada manusia yang lainnya. Kebanyakan manusia baru menyadari kesalahannya ketika bencana yang menimbulkan penderitaan bagi manusia yang lainnya itu sudah terjadi. 

Senin, 16 Desember 2013

legenda reog

manusia dan tanggungjawap



Reog dimanfaatkan sebagai sarana mengumpulkan massa dan merupakan saluran komunikasi yang efektif bagi penguasa pada waktu itu. Ki Ageng Mirah kemudian membuat cerita legendaris mengenai Kerajaan Bantaranangin yang oleh sebagian besar masyarakat Ponorogo dipercaya sebagai sejarah. Adipati Batorokatong yang beragama Islam juga memanfaatkan barongan ini untuk menyebarkan agama Islam. Nama Singa Barongan kemudian diubah menjadi Reog, yang berasal dari kata Riyoqun, yang berarti khusnul khatimah yang bermakna walaupun sepanjang hidupnya bergelimang dosa, namun bila akhirnya sadar dan bertaqwa kepada Allah, maka surga jaminannya. Selanjutnya kesenian reog terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Kisah reog terus menyadur cerita ciptaan Ki Ageng Mirah yang diteruskan mulut ke mulut, dari generasi ke generasi.
Menurut legenda Reog atau Barongan bermula dari kisah Demang Ki Ageng Kutu Suryonggalan yang ingin menyindir Raja Majapahit, Prabu Brawijaya V. Sang Prabu pada waktu itu sering tidak memenuhi kewajibannya karena terlalu dipengaruhi dan dikendalikan oleh sang permaisuri. Oleh karena itu dibuatlah barongan yang terbuat dari kulit macan gembong (harimau Jawa) yang ditunggangi burung merak. Sang prabu dilambangkan sebagai harimau sedangkan merak yang menungganginya melambangkan sang permaisuri. Selain itu agar sindirannya tersebut aman, Ki Ageng melindunginya dengan pasukan terlatih yang diperkuat dengan jajaran para warok yang sakti mandraguna. Di masa kekuasaan Adipati Batorokatong yang memerintah Ponorogo sekitar 500 tahun lalu, reog mulai berkembang menjadi kesenian rakyat. Pendamping Adipati yang bernama Ki Ageng Mirah menggunakan reog untuk mengembangkan kekuasaannya.
Reog mengacu pada beberapa babad, Salah satunya adalah babad Kelana Sewandana. Babad Klana Sewandana yang konon merupakan pakem asli seni pertunjukan reog. Mirip kisah Bandung Bondowoso dalam legenda Lara Jongrang, Babad Klono Sewondono juga berkisah tentang cinta seorang raja, Sewondono dari Kerajaan Jenggala, yang hampir ditolak oleh Dewi Sanggalangit dari Kerajaan Kediri. Sang putri meminta Sewondono untuk memboyong seluruh isi hutan ke istana sebagai mas kawin. Demi memenuhi permintaan sang putri, Sewandono harus mengalahkan penunggu hutan, Singa Barong (dadak merak). Namun hal tersebut tentu saja tidak mudah. Para warok, prajurit, dan patih dari Jenggala pun menjadi korban. Bersenjatakan cemeti pusaka Samandiman, Sewondono turun sendiri ke gelanggang dan mengalahkan Singobarong. Pertunjukan reog digambarkan dengan tarian para prajurit yang tak cuma didominasi para pria tetapi juga wanita, gerak bringasan para warok, serta gagah dan gebyar kostum Sewandana, sang raja pencari cinta.
Versi lain dalam Reog Ponorogo mengambil kisah Panji. Ceritanya berkisar tentang perjalanan Prabu Kelana Sewandana mencari gadis pujaannya, ditemani prajurit berkuda dan patihnya yang setia, Pujangganong. Ketika pilihan sang prabu jatuh pada putri Kediri, Dewi Sanggalangit, sang dewi memberi syarat bahwa ia akan menerima cintanya apabila sang prabu bersedia menciptakan sebuah kesenian baru. Dari situ terciptalah Reog Ponorogo. Huruf-huruf reyog mewakili sebuah huruf depan kata-kata dalam tembang macapat Pocung yang berbunyi: Rasa kidung/ Ingwang sukma adiluhung/ Yang Widhi/ Olah kridaning Gusti/ Gelar gulung kersaning Kang Maha Kuasa. Unsur mistis merupakan kekuatan spiritual yang memberikan nafas pada kesenian Reog Ponorogo.


tari serimpi tarian kelasik dari tanah jawa

manusia dan pandangan hidup



Konon, munculnya tari Serimpi berawal dari masa kejayaan Kerajaan Mataram, saat Sultan Agung memerintah antara 1613-1646. Dan tarian ini dianggap sakral karena hanya dipentaskan dalam lingkungan keraton sebagai ritual kenegaraan hingga peringatan Naik Takhta Sultan.
Namun pada tahun 1775, ketika Kerajaan Mataram pecah menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta, tari serimpipun kemudian terbagi menjadi dua aliran yakni gaya Kesultanan Yogyakarta dan Gaya Kesultanan Surakarta. Tari Serimpi di Kesultanan Yogyakarta digolongkan menjadi Serimpi Babul Layar, Serimpi Dhempel, Serimpi Genjung. Sedangkan di Kesultanan Surakarta digolongkan menjadi Serimpi Anglir Mendung dan Serimpi Bondan.

Jenis tari menurut fungsi : sebagai ritual kenegaraan hingga peringatan Naik Takhta Sultan.

Bentuk penyajian : . Tarian ini diperagakan oleh empat orang penari yang semuanya adalah wanita. Jumlah ini sesuai dengan arti kata serimpi yang berarti 4.Tema yang ditampilkan pada Tari Serimpi menggambarkan pertikaian antara dua hal yang bertentangan yakni antara baik dan buruk, benar dan salah, akal manusia dan nafsu manusia.

Keunikan gerak :mengekspresikan gerakan tari perang lebih terlihat jelas karena dilakukan dengan gerakan yang sama dari dua pasang prajurit melawan prajurit yang lain dengan dibantu properti tari berupa senjata.

Iringan : pola iringan tari serimpi adalah gendhing sabrangan untuk perjalanan keluar dan masuknya penari dibarengi bunyi music tiup dan gendering dengan pukulan irama khusus. Pada bagian tarinya mempergunakan gendhing-gendhing tengahan atau gendhing ageng yang berkelanjutan irama ketuk 4, kemudian masuk ke gendhing ladrang kemudian ayak-ayak beserta srebegannya khusus untuk iringan perang.

Tata rias : untuk tata riasnya, mereka menata rambutnya dengan cara digelung. Sebagai hiasan kepala, mereka juga mengenakan hiasan berjumbai dari bulu burung kasuari.


Busana : Kostum yang digunakan adalah kostum pengantin puteri Kraton Yogyakarta yakni dengan dodotan dan gelung bokor sebagai motif hiasan kepala. Namun seiring perkembangan jaman telah beralih menggunakan “kain seredan” dan baju tanpa lengan.

keindahan teradisi wayang kulit

manusia dan keindahan



Wayang adalah pertunjukan drama tradisionil yang populer sekali di Indonesia. Lakon wayang biasanya berdasarkan cerita yang diambil dari epik Ramayana dan Mahabharata. Kedua epik ini asalnya dari India, tapi ceritanya sudah diubah orang Jawa dulu. Ada lakon lagi yang berdasarkan cerita Indonesia lama seperti cerita Kala Rau dan cerita Panji.
Di pulau Jawa dan Bali ada beberapa macam wayang. Yang paling terkenal adalah wayang kulit yang dimainkan dengan boneka wayang yang dibuat dari kulit. Boneka wayang yang dibuat dari kayu dipakai dalam pertunjukan wayang golek dan wayang klitik. Hanya wayang kulit yang biasanya dimainkan pada malam hari, kalau sudah gelap. Di belakang sebuah kelir, lampu dipasang. Orang yang menonton pertunjukan wayang kulit duduk di depan kelir. Mereka hanya bisa melihatbayangan boneka wayang. Satu pertunjukan wayang bisa makan waktu lama, sampai sembilan jam.
Sebuah pertunjukan wayang dimainkan oleh Ki Dalang, artinya tukang cerita. Dia selalu duduk di belakang kelir sedang memainkan wayang. Ki Dalang penting sekali karena dia yang memainkan semua boneka wayang dan menyuarakan teks mereka. Dia juga yang bernyanyi dan yang memimpin gamelan wayang.
Dalam satu set wayang ada beberapa ratus watak; ada yang baik, ada yang jahat. Yang baik selalu dimainkan di sebelah kanan dalang, dan yang jahat dimainkan di sebelah kiri dalang. Boneka wayang yang tidak dipakai dipasang di sebuah batang pohon pisang yang ada di depan Ki dalang. Di antara watak wayang yang terkenal adalah lima saudara Pandawa; nama mereka Yudisthira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Mereka tokoh cerita Mahabharata yang menceritakan perangsaudara.

Alat musik yang paling penting dalam gamelan wayang adalah alat pukul yang namanya gender. Musik yang dimainkan berubah mengikuti cerita. Ki Dalang pakai pemukul kayu (cempala) dan kotak kayu besar, yang biasanya dipakai untuk menyimpan semua watak wayang, untuk memberitahu kepada pemain gamelan, musik macam apa yang harus dimainkan.

memaikan musik saluang untuk mengungkapkan rasa

manusia dan cintakasih


saluang Terbuat dari bambu tipis atau biasa disebut talang (Schizostachyum brachycladum Kurz), saluang biasanya memiliki empat lubang penghasil nada diatonis. Panjang saluang berkisar antara 40-60 cm, dan diameter pipa bambu sekira 3-4 cm.

Sama halnya seperti seruling, mekanisme kerja saluang juga dengan cara ditiup pada sudut tepi atau rongga bagian atasnya. Hal ini sesuai dengan prinsip fisika akustik dimana tiupan dari pemain saluang akan menggetarkan dinding bagian dalam saluang sedemikian rupa hingga menghasilkan bunyi ritmis yang merdu di telinga.

Menyisihkan napas adalah teknik meniup dan menarik napas bersamaan sehingga seorang peniup saluang dapat memainkan musik dari awal dari akhir lagu tanpa putus. Agar aliran suara tak terputus sewaktu menarik napas, peniup saluang harus menguasai teknik napas “circular breathing”. Untuk dapat melakukannya dibutuhkan latihan yang terus menerus. Oleh karenanya, tak sembarang orang bisa mahir memainkan saluang.

Peniup saluang biasanya laki-laki dan zaman dahulu kabarnya memiliki kemampuan menghipnotis penonton dengan mantera khusus bersamaan dengan bunyi merdu saluang. Mantera itu biasa dikenal dengan sebutan Pitunang Nabi Daud.

Saluang biasanya menjadi alat musik pengiring dendang (nyanyian) khas Minangkabau. Nyanyian yang diiringi saluang umumnya didendangkan. beberapa wanita yang biasanya berlirik nasihat atau gurauan pesan moral. Pertunjukan saluang dan nyanyian ini biasanya dipertunjukkan pada acara perayaan acara adat tradisional atau juga pada acara pengumpulan dana Malam Bagurau.

Ada berbagai jenis permainan saluang berdasarkan asal, budaya dan cara meniup saluang yang berbeda di tiap nagari di Minangkabau. Oleh karena itu, setiap jenis saluang dari suatu nagari biasanya memiliki ciri khas tersendiri.  Beberapa yang dikenal adalah saluang sirompak, darek, pauah, solok salayo, singgalang, pariaman, koto tuo, dan suayan.

Saluang sirompak adalah sebutan saluang khas Payakumbuah.  Diambil dari kata 'rompak' yang berarti memaksa, permainan saluang ini terkenal bernuansa magis. Lirik magisnya mampu menjadi semacam pengantar kekuatan sihir. Basirompak adalah istilah yang digunakan untuk menyebut usaha meminta bantuan kekuatan ghaib agar membuat orang lain menuruti apa yang diinginkan pengirim sihir (pawang).

Pawang (tukang sirompak) akan mendendangkan mantra sambil dibantu oleh seorang peniup saluang sirompak dan seorang tukang soga. Saluang sirompak bukanlah jenis saluang pertunjukan namun begitu masih tetap dilestarikan. Kabarnya, untuk dapat belajar meniup saluang sirompak saja, dibutuhkan waktu sekira 1 tahun sambil belajar teknik bernafas.

Saluang darek adalah jenis saluang yang berasal dari daerah pedalaman. Berbeda dengan saluang sirompak yang lebih dekat untuk upacara magis maka saluang darek lebih popular sebagai seni pertunjukkan. Saluang darek bahkan kerap dikolaborasikan dengan musik kontemporer dan biasanya dimainkan sebagai pengiring dendang bagurau.


Sementara itu, saluang singgalang adalah saluang yang juga tak kalah populari dibanding kedua saluang sebelumnya. Saluang singgalang biasanya dimainkan pada awal lagu dan terbilang cukup sulit dimainkan terutama bagi pemula. Ada juga saluang ratok solok dari daerah Solok yang memiliki ciri khas alunan kesedihan.

TARIAN GANDRUNG MULAI MENGHILANG DIMASYRAKAT

MANUSIA DAN KEADILAN                                      



Tari Gandrung merupakan salah satu tarian dari Banyuwangi. Tarian yang disajikan dengan iringan khas percampuran budaya jawa dan Bali itu telah menjadi ikon tersendiri bagi kota yang terletak ujung Jawa Timur. Dalam bahasa Jawa, kata Gandrung memiliki arti senang yang sebegitunya terhadap suatu hal. Dalam hal ini Gandrung diartikan sebagai terpesonanya masyarakat Blambangan yang notabene agraris kepada Dewi Sri sebagai perlambang kesejahteraan rakyat. Ketika menyebut Gandrung, maka otomatis pemikiran sebagian orang selalu merujuk ke Banyuwangi. Di sana banyak dijumpai beberapa patung Gandrung. Tarian ini biasa dipentaskan dalam petik laut, perkawinan, sunatan, tujuh belasan serta beberapa pesta rakyat di Banyuwangi.
Ketika saya kuliah dulu, ada beberapa mata kuliah tentang kesenian rakyat lokal. Salah satunya adalah tentang tari gandrung. Dalam perkembangan sejarahnya, kesenian Gandrung Banyuwangi muncul bersama dengan dibukanya hutan Tirtogondo untuk membangun ibu kota Blambangan. Pada awalnya penari Gandrung adalah laki laki dengan tabuhan musik rebana dan gendang. Namun seiring berjalannya waktu mengalami perubahan dan penyesuaian. Penari Gandrung pertama yang dikenal dalam sejarah bernama Semi. Menurut cerita, Semi adalah seorang anak perempuan yang sakit sakita. Akhirnya sang Ibunda bernadzar, apabila Semi sembuh dari sakitnya maka dia akan dijadikan seblang. Seblang merupakan sejenis tarian yang ditarikan oleh perawan. Dari sinilah awal mulanya tarian Gandrung ditarikan oleh seorang perempuan. Setelah Semi, tari ini akhirnya dipopulerkan oleh adik adiknya dan beberapa anak perempuan.
Setiap kesenian mpunya ciri khas,begitu juga dalam hal tata busana. Gandrung Banyuwangi yang mempunyai keunikan tersendiri karena beda dengan tarian Jawa lain. Hal ini Dikarenakan Adanya pengaruh kerajaan Bali dan Blambangan.

Sejarah tari Gandrung bermula dalam suatu upacara di Istana Kerajaan Majapahit, sering dipentaskan suatu bentuk tarian istana yang disebut “Juru Angin”, yaitu seorang wanita penari, menari sambil bernyanyi, Penari tersebut disertai oleh seorang “buyut” yaitu seorang pria tua yang berfungsi sebagai punakawan.

Diduga dari bentuk tarian ini yang mengilhami terbentuknya tari Gandrung yang selalu diikuti oleh seorang kluncing atau pengudang. Pengudang ini selalu memberikan komentar-komentar lucu  (lawakan) serhubungan dengan tarian yang dibawakan oleh penari Gandrung.
Pada zaman kehidupan kerajaan-kerajaan, perkembangan produk budaya yang jauh dari pusat kekuasaan diduga mengikuti pola seni budaya pusat. Sehingga dalam masa perkembangannya sampai dengan  tahun 1890 di daerah Belambangan berkembang bentuk kesenian kesenian khas Belambangan yang dinamai Gandrung, penarinya terdiri dari anak laki-Iaki berumur antara 7 sampai 16 tahun, berperan sebagai penari Gandrung dengan berpakaian dan rias perempuan. Pada perkembangan selanjutnya, tari Gandrung dibawakan oleh seorang wanita dan kebetulan penari Gandrung perempuan pertama juga penari Seblang bernama Semi, putri seorang penduduk Cungking bernama Mak Midah